Ahad, 1 Januari 2012

Pulanglah..




Pulanglah…

Tsunami hati menerpa..

Bankrap hati?

Resah ?

Gelisah?

Takut?

Buntu?

Pedih?

Malu?

Bimbang?

Bengang?

Maka..

Pulanglah pada-Nya…

Belajar mengingatiNya..

Cuba mencintaiNya..

Rasakan nikmat, dan rahmatNya..

Itulah kepulangan yg sgt bermakna..

Subhanaallah..


Maka..

sekali lagi..

Pulanglah padaNya..

Pasti HATI mu tenang..

Ya Allah, Hebat Kasih Sayang Mu.. T_T

Terapi.

Kalimah Agung itu..
begitu menyentuh HATI..
Dia memang Maha Baik..
Dia memang Maha Penyayang..
Terima kasih Ya Allah.. :'(

ALHAMDULILLAH...



Jumaat, 24 Jun 2011

NAILS IN THE FENCE

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Inshaallah..

There once was a little boy who had a bad temper. His father gave him a bag of nails and told him that every time he lost his temper, he must hammer a nail into the back of the fence. The first day the boy had driven 37 nails into the fence. Over the next few weeks, as he learned to control his anger, the n...umber of nails hammered daily gradually dwindled down. He discovered it was easier to hold his temper than to drive those nails into the fence. Finally the day came when the boy didn’t lose his temper at all. He told his father about it and the father suggested that the boy now pull out one nail for each day that he was able to hold his temper. The days passed and the young boy was finally able to tell his father that all the nails were gone. The father took his son by the hand and led him to the fence. He said, “You have done well, my son, but look at the holes in the fence. The fence will never be the same. When you say things in anger, they leave a scar just like this one. You can put a knife in a man and draw it out. It won’t matter how many times you say I’m sorry, the wound is still there and a verbal wound is just as bad as a physical one.'” The little boy then understood how powerful his words were. He looked up at his father and said “I hope you can forgive me father for the holes I put in you.” “Of course I can,” said the father. Moral : The next time you get angry with someone and are about to speak, ask yourself if there was a way to say what you want to say with neutral words. Often the habit of reacting angrily is just that - a habit you learned when you were young and haven´t questioned since. You might have become blind to the effect it has on your life. It is really so that the world reflects back your own attitude. If you constantly wonder why people are angry at you, perhaps it is you who treated them with anger first? Listen to the words and tone of voice you use. And try, really try to speak neutrally to someone who are angry with. If you know it will be difficult, write the words down first. Rehearse it in your mind. Decide on a prize you will give to yourself if you succeed. Teach your mind intentionally to use respectful words. And you just might find that life begins to feel a lot nicer - because people aren´t angry at you anymore."

Waallahu'alam..

Ahad, 10 April 2011

IMPETUS

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirahmanirahiim..

Inshaallah, Impetus is a short film that journeys into the mindset of Abdul, an Australian Muslim businessman. The audience is given an extraordinary insight into the thoughts, rationale and motivations of a Muslim. Abdul encounters a multiplicity of personalities, situations and incidents throughout the course of his day that reveal his ultimate source of reason and inspiration. The perpetual aspiration of pleasing God and attaining Paradise gives Abdul purpose and direction in life. Spiritually charged to adhere to the principles of the Quran and teachings of the Prophet Muhammed (Peace Be Upon Him), it becomes apparent Islam is his backbone which drives his character, decision-making and spiritual inclinations.

The film was inspired by the following extracts:

And among His Signs is the creation of the heavens and the earth, and the difference of your languages and colours. Verily, in that are indeed signs for men of sound knowledge. (Quran 30:22)

"To live in the world without becoming aware of the meaning of the world is like wandering about in a great library without touching the books."
— Dan Brown (The Lost Symbol)


Khamis, 7 April 2011

Islam?

Selasa, 16 November 2010

Nasihatilah Manusia Walaupun Engkau Seorang Pendosa

Sumber : Taman Ulama

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahi rahmanirahiim..
Insha Allah.. Mari sama-sama kita nasihat-menasihati!
Bangunlah wahai diri!
Hiduplah wahai HATI!
Astaghfirullahal'azim..





Mungkin ada sebahagian orang yang tidak tergerak hatinya untuk menasihati manusia, kerana ia merasa banyak melakukan dosa dan tidak layak untuk mengucapkan ucapan kebaikan kepada sesama manusia.

Pandangan seperti itu adalah keliru dan bahayanya sangat besar, serta akan membuat syaitan gembira. Betapa tidak, kerana jika mesti menunggu sampai seseorang bersih dari dosa baru ia layak menasihati manusia, maka tidak ada seorangpun di muka bumi yang layak memberi nasihat setelah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tercinta.

Sebagaimana dikatakan seorang penyair:

إذا لم يعظ في الناس من هو مذنب
فمن يعظ العاصين بعد محمد

“Apabila seorang pendosa itu tidak menasihati manusia,
Maka siapakah yang akan menasihati orang-orang yang berdosa setelah Nabi Muhammad kita”.

Sa’id bin Jubair berkata: “Apabila seseorang tidak memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari yang munkar, hingga ia menunggu dirinya bebas dari kesalahan, maka tidak akan ada seorangpun yang memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari yang munkar”.

Imam Malik setelah mendengar perkataan Sa’id bin Jubair berkata: “Benar apa yang dikatakan Sa’id. Siapakah yang tidak memiliki sedikitpun dosa dalam dirinya?”.

Al-Hasan berkata kepada Mutharrif bin ‘Abdillah: “Berilah nasihat kepada sahabat-sahabatmu”. Mutharrif menjawab: “Sesungguhnya aku takut mengatakan apa yang tidak aku kerjakan”.

Al-Hasan berkata lagi: “Semoga Allah merahmati dirimu. Tidak ada seorangpun di antara kita yang melakukan semua yang diperintahkan Allah. Syaitan akan gembira apabila kita berfikir seperti itu sehingga tidak ada seorangpun yang memerintah kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari kemungkaran”.

Berkata Ibnu Hazm: “Apabila orang yang mencegah dari perbuatan keji mesti orang yang tidak memiliki kesalahan, dan orang yang memerintah kepada kebaikan mesti orang yang selalu mengerjakan kebajikan, maka tidak ada seorangpun yang mencegah dari yang mungkar dan tidak ada seorang pun yang mengajak kepada kebaikan setelah Nabi Muhammadsallallahu ‘alaihi wa sallam.”

(Semua nukilan diatas dapat ditemukan dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Quran: 1/367, al-Qurtubi).

Imam Nawawi berkata:
“Para ulama menyatakan bahawa tidak disyaratkan pada orang yang memerintah kepada kebaikan atau orang yang mencegah dari kemungkaran untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal. Tapi, ia mesti tetap mengajak kepada kebaikan walaupun ia memiliki kekurangan dalam hal yang ia ajak kepadanya, dan ia tetap mencegah kemungkaran walau ia terkadang mengerjakan apa yang ia cegah. Kerana sesungguhnya wajib pada dirinya dua perkara iaitu : mengajak dirinya sendiri ke arah kebaikan dan mencegah dari kemungkaran; dan mengajak orang lain ke arah kepada kebaikan dan mencegah mereka dari yang mungkar. Tidak boleh ia melalaikan salah satu dari dua perkara tersebut”.
(Syarah Sahih Muslim: 2/23, An-Nawawi).

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu saling menasihati dalam kebaikan.

Ahad, 14 November 2010

Most Important Belief.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Bismillahirahmanirahiim..
Insha Allah..


Consequences of Iman

by: Dr Suhaib Hasan




A student studies hard for his final examinations, researching in libraries, practicing past papers and revising his notes because he wants a university degree that will help advance his career.

A businessman invests much of his time, energy and money into a commercial venture in the hope of large profits in the future.

A farmer ploughs his land, sows it, waters it and tends it regularly in the hope of a good harvest.

They all know that success does not come down on a plate but has to be achieved through hard work. Man does certain things in life for certain results, and he avoids other acts because of their consequences.

An adult will not put his hand into a naked flame because he knows that fire burns, but a child will do so as he is unaware of the consequences.

The most important Belief and Knowledge that should dictate our actions is that Allah Almighty exists, that He is the Creator and Provider, and that none can benefit nor harm us except with His permission.

If a person's Iman (faith) in Allah is firm and unyielding, he will be able to direct all his worship and obedience to Allah and will feel no fear of false deities or worldly powers.

Consider the encounter of Pharaoh's court magicians with Prophet Musa as described in the Quran. Before meeting the Prophet, they pleaded with Pharaoh for a substantial reward were they to defeat Musa in a duel using magic. "So the sorcerers came to Pharaoh and said, 'Of course we shall have a suitable reward if we win.' " (Surah Al A'raaf 113)


Pharaoh accepted their plea and promised them not only a reward but also positions at court. When the encounter with Musa began, the magicians realized quickly that while their own display was simple magic, Musa's display was extraordinary and much more than any human could conjure up. So overawed were they by Musa's miracles that they all fell down in sajda saying, "We believe in the Lord of the Worlds. The Lord of Musa and Harun." (Surah Ta Ha, 70)


Pharaoh was stunned by their declaration of faith in Allah and shouted:

"Have you believed in Him before I gave you permission? ... Be sure, I will cut off your hands and your feet on opposite sides, and then I will crucify you on trunks of palm trees. So shall you know which of us can give the more severe and lasting punishment." (Surah Ta Ha, 71)


These threats did not frighten the magicians. These men who had just been begging Pharaoh for more gold coins now became so fearless because of their faith in Allah that they answered him back easily.

"Never shall we prefer you over the Clear Signs that have come to us and Him who has created us. So decree whatever you wish to decree. For you can only decree concerning the matters of this world. We have believed in our Lord; may He forgive us our faults and the magic to which you did compel us, for Allah is the Best and forever abiding." (Surah Ta Ha, 72-73)


Source: WorldOfIslam

Khamis, 4 November 2010

Akhlak dalam berdakwah

SUMBER: AL-FANSHURI

Guru Mulia, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz ibn Syeikh Abu Bakar bin Salimحفظه اللهmenyebut di dalam pelajarannya tentang dakwah kepada pelajar-pelajar di Darul Zahra`, sebagaimana yang terhimpun di dalam kitab Irsyadul Da’iyati.

…… Dakwah memerlukan mujahadah. Mujahadah untuk mendidik jiwa agar bersabar dan teguh, agar kembali kepada Allah, meneladani Nabi صلى الله عليه وآله وسلم, menyampaikan nasihat, berhijrah, bersikap murah hati dan mengutamakan orang lain. Setiap jenis mujahadah memerlukan pembahasan tersendiri.

Kita harus mengetahui sejarah orang-orang dahulu yang hidup sebelum kita. Dahulu Imam ‘Alwi bin Syihabuddin رحمه الله [beliau adalah datuk kepada Habib ‘Abdullah BinSyihab. Wafat di Tarim pada 12 Ramadhan 1386H] dan Habib ‘Abdullah bin Umar asy-Syathiri رحمه الله [beliau adalah ayahanda kepada Habib Salim Asy-Syathiri. Menjadi pengasuh atau pemimpin rubath Tarim selama lebihkurang 50 tahun. Wafat di Tarim pada 29 Jumadil Ula 1361H]sering di ganggu masyarakat. …….

Kisah: …… Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمه الله tatkala berwudhu selalu mengamalkan sunnah-sunnahnya. Suatu hati, ketika beliau sedang berwudhu di jabiyah Masjid Ba’alawi, seorang lelaki tua menganggap wudhunya terlalu lama.

Was-was apakah ini? Kau membuat kami menunggu terlalu lama! Kata lelaki tua itu. Dia lalu membuka pintu jabiyah, masuk ke dalamnya. Keluar dari sini! Bentak lelaki tua itu seraya membuang pakaian Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمه الله , sedangkan Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمه الله belum selesai berwudhu. Lalu Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمه اللهsegera mencapai pakaiannya dan segera pulang ke rumah untuk menyempurnakan wudhunya. Sesampainya beliau kerumahnya, dia berfikir, “Hari ini aku telah melukai hati seseorang di Tarim. Ini adalah ‘aib bagiku. Aku tidak boleh menyusahkan orang.”

Cuba perhatikan, jika ada seseorang membuang pakaian kalian dan berkata seperti di atas, apa yang kalian lakukan? Apa yang kalian ucapkan? Apa kalian akan bersikap sopan kepada orang tua yang membuang pakaian kalian, seraya berkata wahai orang yang tidak beradab!? Apa yang kalian akan ucapkan? Apakah kalian akan mendatanginya [orang tua tersebut] dan meminta maaf?

Kalian akan berkata bahawa, orang tua itu pemarah. Sebab, kalian tidak punya adab, tidak punya akhlaq, tidak punya iman. Jika kalian beradab, tentu kalian akan berkata: “Aku telah menyusahkan hati orang tua ini. Perbuatan ini haram bagiku.”

Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمه الله merenung di rumahnya: Bagaimana aku boleh melukai hati orang tua itu. Aku tidak sepatutnya dan tidak boleh berbuat demikian. Sekarang aku harus pergi ke rumahnya, merendahkan diriku di hadapannya serta meminta maaf dan doa kepadanya.”

Beliau kemudiannya mengunjungi lelaki tua itu, mengetuk pintu rumahnya. “Siapa?” Tanya lelaki tua itu. “Abdullah bin Umar asy-Syathiri” Jawab beliau. “Masuklah!” Pelawa lelaki tua itu.“Selamat datang wahai anakku! Apa yang membuatmu datang kemari?” ujar lelaki tua itu.

“Wahai Habib! Aku telah beradab buruk kepadamu dengan sikap was-was dan lambat di tempat wudhu sehingga kau terganggu. Terimalah kekurangaku ini. Aku datang untuk memohon maaf. InsyaAllah, aku tidak akan mengulanginya lagi.”

Mendengar penjelasan tersebut, orang tua itu menangis seraya berkata: “Wahai anakku! Akulah yang kurang adab. Akulah yang kurang ajar kepadamu. Kau adalah seorang ‘alim yang meng’amalkan ilmunya. Kau meng’amalkan sunnah-sunnah wudhu dan kau tidak memilki kekurangan.”

Inilah akhlaq! Beginilah seharusnya sikap seorang dai [pendakwah].

Orang tua itu akhirnya mendoakan dan mengakui kedudukan Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمه الله. Dan beliau keluar dari rumahnya dengan keuntungan besar. Imam ‘Alwi bin Syihabuddin dan Habib ‘Abdulah bin Umar asy-Syathiri رحمهما الله adalah orang-orang hidup di akhir zaman ini…….”



Because he is a Muslim..

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Bismillahirahmanirahiim..

Insyaallah..


It is narrated on the authority of Abu Huraira that the Messenger of Allah (may peace be upon him) said: Islam initiated as something strange, and it would revert to its (old position) of being strange. so good tidings for the stranger.

[Muslim]



Rabu, 27 Oktober 2010

Things You Can Do To Please Allah

Assalamu'alaikum waramatullahi wabarakatuh..
Bismillahirahmanirahiim..




Things You Can Do To Please Allah


Learn some Qur'an

Respect your Parents, teachers and elders

Do your prayers on time and try and perfect them

Read stories of the Prophet (saws) and His Companions

Learn some of the names of Allah, each day

Ask Allah for forgiveness

Do your homework neatly

Make Mum and Dad a cup of tea

Be friendly to everyone you meet

Try learning and understanding the Hadeeth of the Prophet (saws)

Treat Others the way you want others to treat you


Allah loves those who are always trying to please Him - so keep trying and when you make a mistake always turn to Him and ask Him to forgive you.


source: Mission Islam

Rabu, 6 Oktober 2010

Are you the One?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Bismillahirahmanirahim..





Are you the one?.........

searching for the truth and a peace of mind.........
please look and think ahead, forget what's behind
the answer to your problem you will find
is definitely Islam all along but you choose the path of the blind






Are you the one?.........

praying alone late at night
crying with all your might
for the sins you commit and thus admit
promising not to repeat - to Allah you submit!


Astaghfirullahalazim...

Selasa, 10 Ogos 2010

Hikmah dan Adab-Adab Puasa.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirahmanirahiim. Insyaallah..

Hikmah dan Adab-Adab Puasa.

Ibadah puasa dibulan Ramadhan adalah salah satu daripada Rukun Islam yang wajib dilaksanakan.

Pengertian puasa
Takrif puasa dari segi istilah bermaksud menahan diri daripada makan dan minum dan perkara-perkara yang boleh membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari beserta niat.

Dalil Wajib puasa :
Umat Islam yang mempunyai cukup syarat diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan bersandarkan dalil seperti berikut:

Al-Quran:
Firman Allah s.w.t maksudnya : " Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan berpuasa keatas kamu sebagaimana diwajibkan ke atas orang yang terdahulu daripada kamu, mudah-mudahan kamu bertakwa".
(Surah al-Baqarah ayat 183)

Hadis:
Sabda Nabi s.a.w maksudnya : Daripada Ibnu Umar dari Nabi Muhammad s.a.w. bersabda maksudnya ; "Islam itu dibina atas lima perkara, bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad itu pesuruh Allah, mendirikan sembahyang, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa pada bulan Ramadhan."
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sehubungan dengan adanya dalil daripada Al-Quran dan hadis yang jelas tentang wajibnya puasa, maka orang yang mengingkari kewajipan berpusa adalah dihukum sebagai murtad (keluar daripada Islam)

Lafaz Niat
Lafaz niat puasa bulan Ramadhan:
Maksudnya: "Sahaja aku puasa esok hari pada bulan Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala."

Lafaz niat puasa Ramadhan sepenuhnya (sebulan):
Maksudnya: "Sahaja aku puasa untuk sebulan pada bulan Ramadhan kerana Allah Taala."

Syarat –syarat wajib berpuasa empat perkara iaitu:
1. Islam :
Tidak diwajibkan kepada orang kafir.
2. Baligh:
Tidak diwajibkan berpuasa ke atas kanak-kanak yang belum sampai umur baligh. Walau bagaimanapun kanak-kanak digalakkan berpuasa
3. Berakal :
Tidak diwajibkan puasa bagi orang gila.
4. Berkemampuan:
Tidak wajib berpuasa ke atas orang yang tidak berdaya berpuasa seperti orang sakit, musafir, orang tua dan sebagainya.

Syarat-syarat sah puasa itu enam perkara:
1. Islam:
Orang Islam yang sedang berpuasa kemudian ia murtad walaupun sekejap, maka puasanya batal.
2. Berakal: Orang Gila tidak sah puasanya
3. Suci daripada nifas dan haid
4. Masuk waktu puasa
5. Berniat pada setiap malam: Menurut mazhab Imam Malik-memadai dengan sekali niat sahaja iaitu pada malam pertama bulan Ramadhan.
6. Menahan diri daripada sesuatu yang membatalkan puasa.

Rukun Puasa ada tiga :
1. Orang yang berpuasa
2. Niat
3. Menahan diri daripada sesuatu yang membatalkan puasa.

Hikmah Puasa
Puasa mempunyai pelbagai hikmah antaranya:
1. Menandakan kesyukuran kepada Allah
2. Melatih diri dengan sifat-sifat mahmudah (terpuji seperti sabar, tabah, amanah dan sebagainya).
3. Melatih sikap tolong-menolong di antara satu sama lain
4. Meningkatkan kesihatan diri.
5. Mendapat dua kegembiraan iaitu ketika berbuka (hari raya) dan ketika berjumpa dengan Tuhannya pada hari kiamat.
6. Menjauhkan dari sifat-sifat mazmumah (keji) sepert tamak, sombong hasad dengki dan sebagainya.

Kelebihan Ramadhan :
Bulan Ramadhan mempunyai banyak kelebihan antaranya;
1. Bulan diturunkan Al-Quran :
Firman Allah s.w.t. maksudnya : "Bulan Ramadhan padanya diturunkan al-Quran yang mempunyai keterangan-keterangan yang nyata sebagai petunjuk kepada manusia"

2. Bulan penuh berkat :
Bulan Ramadhan merupakan satu bulan yang disebut sebagai bulan mulanya rahmat, ditengahnya pengampunanNya dan akhirnya merdeka daripada api Neraka.
Dari Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya : "Apabila bulan Ramadhan telah datang maka dibukalah pintu-pintu Syurga, dihapuslah pintu-pintu Neraka dan di ikatlah semua syaitan."

3. Bulan Penghapusan dosa :
Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya : "Sesiapa berpuasa Ramadhan dan berjaga malamnya dengan penuh kepercayaan dan ketelusan ikhlasnya nescaya diampunkan dosanya yang telah lalu."

4. Bulan diturunkan Lailatul Qadar :
Firman Allah s.w.t. maksudnya : "Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Quran ) ini pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa dia Lailatul Qadar itu. Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu diturunkan malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengutus segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar"
(Surah al-Qadr ayat 1-5)


Sahabat yang dimuliakan,
Dalam ruang ini, marilah kita memerhatikan beberapa adab-adab berpuasa , semuga kita menjalani ibadah puasa dengan betul sebagaimana generasi awal dahulu berpuasa. Semuga kita melihat dan memahami ibadah puasa ini sebagai satu institusi pendidikan dan latihan.

1.Makan sahur.
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud, "Makan sahurlah kalian kerana sesungguhnya makan sahur itu berkah"
(Hadis Riwayat Bukhari)

Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahawa kami bersahur bersama Rasulullah kemudian kami bangkit untuk menunaikan solat subuh lalu beliau bertanya, "Berapa saat jarak antara kedua (waktu sahur dan waktu subuh)?" Nabi bersabda maksudnya, "Selama orang membaca 50 ayat."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Amru bin Maimun bahawa para sahabat Muhammad s.a.w adalah orang yang menyegerakan berbuka dan melambatkan sahur.
(Riwayat al-Baihaqi)

2.Menyegerakan berbuka :
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud, "Selalulah manusia dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahawa Nabi s.a.w telah bersabda yang bermaksud, "Apabila salah seorang di antara kamu berpuasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih."
(Hadis Riwayat Ahmad dan Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahawa Nabi s.a.w apabila selesai berbuka baginda berdo'a. "Telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada insya Allah."
(Hadis Riwayat ad-Daaruqthni dan Abu Daud)

3.Berdo'a ketika berpuasa dan waktu berbuka :
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud, "Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, pada waktu berbuka, tersedia do'a yang makbul."

Dalam hadis yang lain Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud, "Ada tiga golongan yang tidak ditolak do'a mereka : Orang yang berpuasa hingga dia berbuka, Imam (ketua) yang adil dan orang yang teraniaya."

4.Menjauhi perkara yang bertentangan dengan puasa :
Puasa adalah ibadah yang utama untuk kita mendekatkan diri kepada Allah, untuk mendidik jiwa dan melatihnya berbuat kebaikan.

Sesungguhnya puasa bukan setakat menahan diri dari makan dan minum sahaja, tetapi juga menahan diri dari apa jua yang dilarang oleh Allah s.w.t., disamping mengikhlaskan niat kerana Allah s.w.t semata-mata.

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud, "Tidaklah puasa itu dari makan dan minum, tetapi puasa itu adalah dari perbuatan yang sia-sia dan dari perbuatan keji."

Sabda baginda s.a.w lagi yang bermaksud, "Berapa ramai yang berpuasa tetapi yang diterimanya hanyalah rasa lapar dan dahaga sahaja; dan berapa banyak orang yang bangun bersolat, tetapi yang diterimanya tiada lebih dari letih dan penat sahaja."

5.Menggosok gigi (bersugi)
Disunatkan menurut riwayat bahawa Rasulullah s.a.w biasa bersugi ketika berpuasa.(Jika boleh jangan menggunakan ubat gigi, gunakan berus kosong saja atau gunakan kayu sugi)

6.Lebih bersifat dermawan. (banyak bersedekah dan menolong orang lain) dan membaca al-Qur'an.
Kedua perkara ini adalah disunatkan pada setiap ketika, dan lebih utama dalam bulan Ramadhan, dimana ganjaran pahalanya digandakan oleh Allah s.w.t.

Diriwayatkan Ibnu Abbas bahawa Rasulullah orang yang paling dermawan dan baginda lebih dermawan lagi dalam bulan Ramadhan. Jibril menemui Nabi s.a.w setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan al-Qur'an kepada baginda dan benar-benar Rasulullah lebih dermawan dan cepat melakukan kebajikan (lebih cepat daripada angin yang dikirim)
(Hadis Riwayat Bukhari)

7.Menghidupkan malam dengan solat Tarawih secara berjemaah.
Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud, "Barangsiapa yang solat malam di bulan Ramadhan kerana beriman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu."
(Hadis Riwayat Jama'ah)

8.Giat beribadat pada 10 hari terakhir dalam bulan Ramadhan.
Syaidatina Aisyah r.h meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bila telah masuk puluhan terakhir dari bulan Ramadhan, diramaikan waktu malam, dibangunkan keluarganya dan diikat eratkan kain sarungnya.
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

"Baginda amat giat (beribadat) pada puluhan terakhir, melebihi kegiatannya pada saat-saat lainnya."
(Hadis Riwayat Muslim)

Diriwayatkan dari Aisyah r.h bahawa saya berkata kepada Rasulullah s.a.w, " Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui Lailatul qadar, apa yang harus saya baca pada malam itu?' Baginda bersabda, "Bacalah, 'Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku"
(Hadis Riwayat at-Tirmidzi dan Ahmad)

9.Menjauhi perkara keji dan pertengkaran.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu berpuasa janganlah berbuat keji, jangan berteriak-teriak (pertengkaran), apabila seorang memakinya sedang ia berpuasa maka hendaklah ia katakan : 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'Demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya sungguh bau busuk mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia bergembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira kerana puasanya."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)


Alhamdulillah. La haula wala quwwata illa billah.
Sumber: U.Abu Basyer
Related Posts with Thumbnails